Perancangan Jadwal dan Strategi Mitigasi Risiko pada Proyek Rehabilitasi Saluran Afvour di Kecamatan Gending
Abstrak
Banjir merupakan salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi saat musim penghujan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah normalisasi saluran air agar fungsi hidrolik saluran dapat kembali seperti semula. Pelaksanaan normalisasi yang optimal memerlukan penggunaan alat berat seperti excavator, dan perlu didahului oleh perencanaan yang matang guna menjamin efisiensi waktu dan biaya. Salah satu metode yang digunakan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan proyek adalah Critical Path Method (CPM). Selain itu, setiap proyek konstruksi mengandung potensi risiko, sehingga diperlukan identifikasi dan pengendalian risiko untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan kerja. Metode yang umum digunakan dalam identifikasi dan penilaian risiko ini adalah Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control (HIRADC). Tahapan awal dalam pelaksanaan proyek ini dilakukan melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan untuk mengetahui volume pekerjaan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa volume galian tanah mencapai 4.033,26 m³. Biaya sewa alat berat excavator Komatsu setara PC 100 adalah sebesar Rp 383.830 per jam. Berdasarkan analisis menggunakan metode CPM, durasi total proyek normalisasi saluran Afvour Bujel diperkirakan selama 28 hari kerja. Total kebutuhan biaya untuk pelaksanaan proyek ini mencapai Rp 82.166.000. Identifikasi potensi bahaya dilakukan dengan menyusun Rencana Keselamatan Kerja (RKK). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 22 potensi bahaya, di mana 18 risiko (81,8%) dikategorikan sebagai risiko sedang dan 4 risiko (18,2%) sebagai risiko tinggi. Strategi pengendalian risiko dilakukan sesuai dengan prinsip hirarki pengendalian, salah satunya dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Hasil penerapan strategi ini menunjukkan bahwa seluruh risiko tinggi berhasil ditekan menjadi nol, sementara risiko sedang berkurang menjadi 5 risiko (22,7%), dan risiko rendah meningkat menjadi 17 risiko (77,3%).